Miskin Kader, PPP Tak Pede

FERRY ARBANIA
By -
0
R Ferdian Andi R
Lukman Hakiem
(inilah.com/Raya Abdullah)
INILAH.COM, Jakarta � Desakan agar Partai Persatuan Pembangunan mengusung calon sendiri pada Pemilu Presiden 2009, mulai kencang. Tapi, DPP PPP tampaknya tak menyambutnya antusias. Karena Partai Kabah miskin kader atau tidak percaya diri?
Geger antara Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali dan Ketua MPP Bachtiar Chamsyah terkait dengan siapa yang dicalonkan PPP dalam Pilpres 2009 belum reda. Kondisi ini menimbulkan tanda tanya besar kepada partai yang telah berusia 36 tahun itu.
Bukankah secara infrastruktur, PPP lebih mapan dibanding partai politik hasil rahim orde reformasi? Artinya, SDM kader jelas melimpah daripada parpol yang baru lahir 10 tahun lalu. Tidak sekadar itu, bukankah langkah Suryadharma Ali maupun Bachtiar Chamsyah adalah upaya pengkerdilan partai?
Lukman Hakiem, politisi PPP yang juga mantan Staf Khusus Wapres Hamzah Haz mengaku tidak tahu apa yang dilakukan fungsionaris partai berlambang Kabah tersebut. "Saya tidak tahu apa yang dicari. Yang dicari juga tidak jelas," ujarnya kepada INILAH.COM, Kamis (8/1) di Jakarta.
Terkait dengan manuver DPP dan MPP, Lukman tidak berharap jika kondisi saat ini terkait dengan ambisi masing-masing personal, baik DPP maupun MPP. "Semoga tidak begitu. Saya lebih khawatir jika ketua umum tidak terpilih dalam pemilu legislatif mendatang dengan penerapan suara terbanyak," katanya.
Menurut mantan aktivis HMI ini, terlalu pagi jika PPP saat ini mulai utak-atik capres yang diusung dalam Pilpres 2009 mendatang. "Lebih baik konsentrasi pada pemilu legislatif. Toh, jika hasil perolehan PPP naik, maka akan punya daya tawar tinggi," jelasnya. Apalagi, sambung dia, hasil survei terkini Lembaga Survei Indonesia (LSI) menempatkan PPP hanya meraih dukungan publik sebesar 3,1%.
Jika membandingkan kondisi PPP saat ini dengan era Hamzah Haz, jelas kontras. Kepemimpinan Hamzah kala itu memiliki pamor yang moncer di mata partai politik lainnya. Ini terbukti dengan keterlibatan Hamzah Haz dalam kontestasi pemilihan Wapres mendampingi Megawati Soekarnoputri dalam Sidang Istimewa (SI) MPR 2001.
Sebelumnya, Hamzah Haz juga terlibat menjadi Menko Kesra di era pemerintahan KH Abdurrahman Wahid. Terakhir, Hamzah juga maju menjadi capres pada Pemilu 2004 berdampingan dengan Agum Gumelar. "Kenaikan Pak Hamzah bukan tiba-tiba. Itu melalui proses internal yang panjang, ditambah perolehan PPP yang mencapai 8,15%," jelas Lukman yang juga dikenal orang dekat Hamzah ini.
Koalisi dengan SBY-JK, Lukman menjelaskan, juga terkait dengan perolehan PPP yang signifikan. Menurut dia, jika suara PPP jeblok, mustahil SBY-JK mengajak PPP untuk bergabung dalam koalisi. "Jadi, memang lebih baik konsentrasi di pemilu legislatif," sarannya.
Dalam 'Forum PPP Mendengar', Selasa (7/1) malam, pengamat komunikasi Tjipta Lesmana menegaskan lebih baik PPP mengusung capres sendiri dalam Pilpres mendatang. Menurut dia, secara jejak rekam politik, partai pimpinan Suryadharma Ali tersebut memiliki kekuatan yang tidak kecil. "Sudah saatnya PPP mengusung calon presiden sendiri. PPP adalah partai yang hebat. Kenapa tidak dengan capres sendiri?" ujarnya.
Bahkan, pakar komunikasi dari Universitas Pelita Harapan tersebut menyayangkan pernyataan Suryadharma yang mengatakan pada akhirnya nanti akan memberikan suara pada capres tertentu. "Sebagai partai yang telah melalui berbagai sejarah di Indonesia, sudah saatnya PPP muncul dengan calon presiden dan wakil presiden sendiri di Pemilu 2009," tandasnya.
Desakan serupa juga muncul dari Plt Ketua DPW PPP Jawa Timur, Musyafak Noer. "Ketua Umum PPP layak menjadi calon presiden RI," katanya.
Kondisi PPP saat ini tidak terlepas dari kepemimpinan serba tanggung, termasuk ketersediaan SDM yang juga setengah-setengah. Keserbatanggungan ini semakin terpuruk dengan menonjolnya ambisi personal dan kelompok elit PPP. Cukup naif, jika PPP dalam pemilu mendatang tidak lolos parliamentary thershold (PT) sebesar 2,5%. [I4]

Posting Komentar

0 Komentar

SITUS POLITIK INDONESIA

Posting Komentar (0)
3/related/default