INILAH.COM, Jakarta - Politikus Partai Demokrat Ramadhan
Pohan masih belum lepas dari kontroversi. Kali ini dia berkonfrontasi
dengan Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto.
Sebelumnya, ia berselisih dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal
Bakrie. Semua bermula dari skandal Nazaruddin.
Posisi
Ramadhan Pohan sebagai Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat memang cukup
vital dan memiliki otoritas memberikan pernyataan politik mewakili
partainya. Suara Ramadhan Pohan identik sebagai suara partainya. Posisi
ini pula yang menjadikan pernyataan Ramadhan memiliki resonansi politik
yang tidak sederhana.
Ramadhan pernah mempopulerkan inisial Mister
A saat pertama kali kasus bekas Bendahara Umum Partai Demokrat M
Nazaruddin mencuat, seolah mengawali pernyataan kontroversinya di
publik. Saat itu, spekulasi siapa Mister A mencuat ke publik. Sejumlah
tokoh politik disebut-sebut sebagai Mister A. Mulai Aburizal Bakrie
hingga Akbar Tandjung.
Namun hingga kini, siapa Mister A tetap
menjadi misteri. Ramadhan Pohan tutup mulut tentang siapa Mister A yang
ia sinyalir sebagai pihak eksternal Partai Demokrat yang mengipasi
suasana partai berambang mercy itu.
Setelah mereda polemik Mister
A, bekas wartawan Jawa Pos itu kembali menyampaikan pernyataan yang
memancing reaksi keras sampai berujung ke ranah hukum. Kisruh di Bima,
NTB beberapa waktu lalu, juga menimbulkan polemik antara dirinya dengan
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie.
Ini bermula dari dugaan
Pohan tentang perusahaan yang mengeksplorasi tambang di Bima terkait
dengan perusahaan milik Ketua Umum Partai Golkar. Ramadhan sempat
dilaporkan ke ranah hukum. Namun belakangan, kedua belah pihak saling
memaafkan satu dengan lainnya.
Baru mereda urusan Ramadhan dengan
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, kini Ramadhan juga berurusan
dengan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto. Ini bermula dari nyanyian
Nazaruddin yang membabi buta menyerang sejumlah kader Partai Demokrat,
tak terkecuali Didi Irawadi Syamsuddin yang juga putera Menteri Hukum
dan HAM Amir Syamsuddin. "Didi merupakan kader yang sangat baik," ujar
Ramadhan menilai reputasi koleganya itu.
Ramadhan menilai, perlu
dipikirkan agar Partai Demokrat untuk mekakukan kajian terkait dengan
serangkaian pernyataan Nazaruddin. Menurut dia, Nazaruddin saat ini
bukanlah kader Partai Demokrat. Penyebutan nama secara sembarangan oleh
Nazaruddin berpotensi merusak partai. "Apalagi pembela dia kan tokoh
Hanura (Elza Syarif). Ini apa ada kepentingan politik? Ini agak
mencurigakan," kata Ramadhan.
Dalam kesempatan lainnya, Ramadhan
juga menyebut Ketua Umum Partai Hanura Wiranto dan sejumlah kadernya
yang kerap menyerang dan melecehkan pemerintahan SBY dan kader Partai
Demokrat.
Sikap Ramadhan belakangan ini jelas dipengaruhi oleh
situasi terkini di internal Partai Demokrat. Semua bermula dari skandal
Nazaruddin. Kontroversi Ramadhan tampaknya masih belum akan berakhir.
[mdr]
'Nazaruddin Effect', Pohan Picu Kontroversi
By -
Maret 03, 2012
0
SITUS POLITIK INDONESIA