Aksi unjuk rasa yang digelar oleh Barisan Mahasiswa Merdeka (BMM) di
Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan, berlangsung
ricuh. Seorang anggota polisi dari Kepolisian Resor (Polres) Pamekasan
terluka saat mengamankan unjuk rasa menuntut evaluasi pemberlakuan perda
parkir yang dinilai tidak berpihak pada rakyat.
Brigadir Hanafi, anggota polisi tersebut berdarah karena terkena
sabetan bambu ditangannya saat terjadi bentrok antara mahasiswa dan
aparat keamaan yang berjaga-jaga di pintu masuk DPRD.
Awalnya, aksi mahasiswa berlangsung tertib dan aman. Mereka melakukan
orasi seperti biasanya dengan pengawalan ketat aparat kepolisian.
Namun, saat Wakil Ketua DPRD Pamekasan, Muhdlar Abdullah, keluar dan
menemui mahasiswa, ada pernyataan dari legislator PBB itu yang dianggap
terlalu kasar dan menyinggung perasaan mahasiswa.
Muhdlar tidak mau meminta maaf secara terbuka karena tidak melakukan
kebohongan publik seperti yang diutarakan mahasiswa. "Saya tidak punya
salah apa-apa. Kenapa harus minta maaf. Saya tidak akan melakukan itu.
Silahkan dicatat, saya tidak akan meminta maaf kepada siapapun karena
belum jelas saya melakukan kesalahan apa-apa," kata Muhdlar.
Pernyataan Muhdlar membuat kecewa mahasiswa. Mereka lantas
melemparkan telur busuk ke arah Muhlar berdiri dan mencoba menerobos
pagar betis aparat kepolisian untuk mengejarnya. Polisi bergegas
mengamankan Muhdlar ke arah belakang hingga aksi saling dorong dan pukul
pun terjadi.
Mahasiswa akhirnya membubarkan diri setelah beberapa kali berusaha masuk gedung DPRD Pamekasan selalu gagal. [san/kun]
Sumber: beritajatim.com
3/related/default
SITUS POLITIK INDONESIA