Senin, 05 April 2010 15:52:27 WIB
Reporter : Rahardi Soekarno J.
Surabaya (beritajatim.com) - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengaku pesimis Indonesia akan terbebas dari praktik korupsi yang sudah menjadi budaya dan mendarahdaging. Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya mengaku sudah kehabisan akal dan perlu tindakan lebih tegas lagi bagi para pelaku korupsi.
"Banyak teori pemberantasan korupsi, tapi buktinya tidak mempan. Sekarang tinggal diracun saja semua pejabat kita, mungkin negara ini baru bersih dari korupsi," katanya saat membuka acara Sosialisasi MK dan Pengembangan Budaya Sadar Konstitusi bagi anggota Korpri Jatim di Kantor gubernur, Senin (5/4/2010).
Menurut Mahfud, di Indonesia saat ini telah banyak buku karangan para pakar maupun profesor mengenai trik maupun cara memberantas korupsi. Namun, karena korupsi telah mengakar, teori apapun dipastikan tidak akan mampu menghilangkan budaya korupsi itu.
"Kalau mau main sepak bola saja harus korupsi. Ada tarifnya untuk memilih wasit dan mengatur gol. Korupsi juga telah menjalar ke level lembaga keagamaan. Di masjid sekarang juga ada korupsi, ada takmir yang jual pengeras suara," ujarnya sambil geleng-geleng kepala.
Mahfud juga mengetahui ada skandal korupsi yang jauh lebih besar daripada skandal makelar kasus (markus) pajak yang melibatkan Gayus Tambunan dan oknum petinggi Polri. Sayangnya, dirinya enggan membuka kasus ini ke publik.
"Saya tahu dan saya dapat beberapa yang jauh lebih besar. Saya kan Ketua MK, cuma saya katakan biar diledakkan oleh pihak lain saja. Saya dapat datanya ketika 31 Maret 2010 didatangi seorang anggota DPR. Tunggu saja, dia sudah bilang akan membuka kasus ini," imbuhnya.
Yang pasti, Mahfud meyakini kasus korupsi yang lebih besar dari kasus Gayus itu jumlahnya jauh lebih banyak. Bahkan kasus korupsi besar menurut dia juga terjadi di tubuh penegak hukum mulai Kepolisian, Kejaksaan dan Kehakiman. [tok/kun]
Reporter : Rahardi Soekarno J.
Surabaya (beritajatim.com) - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengaku pesimis Indonesia akan terbebas dari praktik korupsi yang sudah menjadi budaya dan mendarahdaging. Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya mengaku sudah kehabisan akal dan perlu tindakan lebih tegas lagi bagi para pelaku korupsi.
"Banyak teori pemberantasan korupsi, tapi buktinya tidak mempan. Sekarang tinggal diracun saja semua pejabat kita, mungkin negara ini baru bersih dari korupsi," katanya saat membuka acara Sosialisasi MK dan Pengembangan Budaya Sadar Konstitusi bagi anggota Korpri Jatim di Kantor gubernur, Senin (5/4/2010).
Menurut Mahfud, di Indonesia saat ini telah banyak buku karangan para pakar maupun profesor mengenai trik maupun cara memberantas korupsi. Namun, karena korupsi telah mengakar, teori apapun dipastikan tidak akan mampu menghilangkan budaya korupsi itu.
"Kalau mau main sepak bola saja harus korupsi. Ada tarifnya untuk memilih wasit dan mengatur gol. Korupsi juga telah menjalar ke level lembaga keagamaan. Di masjid sekarang juga ada korupsi, ada takmir yang jual pengeras suara," ujarnya sambil geleng-geleng kepala.
Mahfud juga mengetahui ada skandal korupsi yang jauh lebih besar daripada skandal makelar kasus (markus) pajak yang melibatkan Gayus Tambunan dan oknum petinggi Polri. Sayangnya, dirinya enggan membuka kasus ini ke publik.
"Saya tahu dan saya dapat beberapa yang jauh lebih besar. Saya kan Ketua MK, cuma saya katakan biar diledakkan oleh pihak lain saja. Saya dapat datanya ketika 31 Maret 2010 didatangi seorang anggota DPR. Tunggu saja, dia sudah bilang akan membuka kasus ini," imbuhnya.
Yang pasti, Mahfud meyakini kasus korupsi yang lebih besar dari kasus Gayus itu jumlahnya jauh lebih banyak. Bahkan kasus korupsi besar menurut dia juga terjadi di tubuh penegak hukum mulai Kepolisian, Kejaksaan dan Kehakiman. [tok/kun]
Komentar
Posting Komentar
SITUS POLITIK INDONESIA