Langsung ke konten utama

Aktivis : Belum Pernah Ada Sejarahnya Ketum HMI Diinjak-injak Polisi

 Jakarta, Seruu.com -Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam, yang menjadi salah satu kordinator lapangan dalam aksi bersama sejumlah elemen di Istana Negara, Jakarta, Senin kemarin  Hendriono, mengutuk tindakan anarkis aparat yang telah bertindak kasar dan memperlakukan mahasiswa secara tidak bermoral. "Saya kira, baru kali ini dalam sejarah HMI, ketua umumnya dinjak-injak aparat kepolisian karena sejak Akbar Tandjung dan Anas Urbaningrum, belum ada demo HMI diinjak-injak aparat secara sadis dan brutal," kata Hendriono Senin (24/01).
Menurut Hendriono, karena Ketua Umum PB HMI sudah diinjak-injak, pihaknya akan melakukan aksi pembalasan untuk menggalang massa yang lebih besar lagi di seluruh Indonesia. "Beberapa aktivis HMI akan menggalang solidaritas melakukan aksi balasan di seluruh Indonesia, apalagi tindakan anarkis dan represif kepolisian itu sudah terlihat di televisi. Karena itu, perilaku aparat kepolisian secara brutal ini sudah melanggar HAM dan kalau perlu kami laporkan ke Mahkamah Internasional," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum PB HMI Nur Fajriansyah menyatakan, dirinya mengutuk keras tindakan represif aparat keamanan yang telah meginjak-injak dirinya, apalagi jabatan Ketua Umum PB HMI adalah simbol kebesaran organsasi yang sudah dihina oleh polisi. "Saya tidak terima perlakuan anarkis yang dilakukan kepolisian dan akan menuntutnya," katanya.

Lebih lanjut baik Hendriono dan Nur Fajriansyah juga mengatakan bahwa HMI tidak akan berhenti untuk melakukan aksi menuntut presiden Susilo Bambang Yudhoyono turun dari jabatannya. Justru tindakan aparat akan memicu gelombang aksi yang lebih besar lagi.
Kericuhan bermula pada saat pengunjuk rasa, yang berjumlah sekitar 500 mahasiswa, menerobos ring satu Istana Negara. Aksi saling dorong tak terelakkan, meski beberapa mahasiswa berhasil menerobos. Pada saat itulah, beberapa mahasiswa dari PB HMI, termasuk ketua umumnya Nur Fajriansyah diinjak-injak aparat keamanan, sedangkan pengunjuk rasa lainnya dipukuli, meski dengan tangan kosong.

Sedangkan beberapa pengunjuk rasa mengalami tindakan represif dari aparat. Mereka adalah Ahmad Latupono, aktivis HMI MPO, Ogi aktivis Liga Mahasiswa Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi, Aldo, Nur Fajri, ketua umum PB HMI), dan Kiki dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Trisakti. Tak hanya itu, Ahmad Nurhidayat, Zaidi Basiturrazak, Baits Diponegoro, Supriadi Djae, Iswan dan Karim dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Gusti Persatuan Mahasiswa Kristren Republik Indonesia dan sopir mobil sound sistem juga mengalami hal yang sama. [fay]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siapakah Sesungguhnya Inisial EGM alias Elya G Muskitta...?

Sosok EGM atau Elya G Muskitta akhir-akhir ini disinyalir terkait dengan ramainya polemik seputar beredarnya berita video skandal seks yang melibtkan oknum DPR RI. Apa hubungan Elya G Muskitta dengan hebohnya berita soal video skandal seks oknum DPR ini..?Apakah Elya Punya Motif Politik…? 

Ingin Lebih Dekat Dengan Warga Binaan, Babinsa Koramil 0827/21 Ra'as Gelar Komsos

F- Untuk membangun konsep diri serta memupuk hubungan dengan orang lain diperlukan komunikasi sosial dengan anggota masyarakat. Demikian juga halnya untuk mempererat tali silaturahim dan kerja sama yang baik dalam rangka mendukung tugas pokok Babinsa serta terwujudnya Kemanunggalan TNI dengan rakyat. Babinsa Koramil 0827/21 Ra'as Kopka Edy Purnomo secara rutin dan berkesinambungan melaksanakan Komunikasi Sosial (Komsos) dengan warga masyarakat wilayah binaan, di Dusun Tengah Desa Guwa Guwa Kecamatan Ra'as Kabupaten Sumenep. Jum'at (24-5-2019). Pelaksanaan komunikasi sosial ini merupakan tugas rutin yang dilaksanakan oleh Babinsa untuk mengetahui perkembangan situasi wilayah binaan sekaligus untuk mempererat hubungan antara Babinsa dengan warga binaan. Komunikasi sosial merupakan salah satu metode Binter TNI AD yang dapat dilaksanakan secara teratur untuk mencapai tujuan komunikasi sosial sesuai dengan yang diharapkan. Melalui komunikasi ini, Babinsa harus dapat memp

Di Madura, Kiyai Poros Tengah Minta NU Netral

SITUSPOLITIK, SUMENEP- Fungsionaris Forum Kiyai Poros Tengah (FKPT) Sumenep meminta ormas Nahdlatul Ulama ( NU) tetap menjaga netralitas dan sebaiknya lebih bagus mengurus tugas utamanya seperti mengurus pesantren, umat dan dakwah.