Jakarta - Setelah media massa, baik cetak, televisi, maupun online, menyoroti kecelakaan maut di Jalan Ridwan Rais (dekat Tugu Tani), Gambir, Jakarta Pusat, muncul isu pembuatan monumen.
Isu pembuatan monumen untuk mengenang sembilan pejalan kaki yang tewas akibat ditabrak mobil makin deras karena banyak warga yang datang ke lokasi kejadian, menaruh karangan bunga.
Tepatkah jika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun monumen tersebut? Sebenarnya boleh-boleh saja. Namun, lebih tepat lagi lokasinya bukan di sekitar tempat kejadian.
Penyebab kecelakaan bukan karena kondisi jalan yang rusak atau tidak adanya fasilitas untuk pejalan kaki. Tetapi karena kelalaian pengemudi mobil warna hitam, Afriani Susanti (29).
Sebelum kejadian, Afriani pesta minuman keras (miras) dan narkoba. Sabtu (21/1/2012) malam, usai menghadiri acara ulang tahun di sebuah hotel di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, pelaku bersama teman-temannya pergi ke kafe yang terletak di Kemang, Jakarta Selatan.
Di kafe tersebut, Afriani minum minuman berakohol sampai Minggu (23/1/2012) dini hari. Miras hanya sebagai pembuka. Afriani dan kawan-kawan (dkk) lanjut ke sebuah klub yang terletak di Mangga Besar, Jakarta.
Di daerah Mangga Besar diketahui banyak klub atau tempat hiburan malam. Afriani dkk menelan pil ekstasi. Mereka 'on' sampai pagi dan pulang dalam keadaan teler.
Bangkai mobil yang dikemudikan Afriani ditaruh di sana. Hal ini untuk mengingatkan kepada pengunjung agar tidak teler atau mabuk saat mengemudi karena nyawa pengemudi, penumpang, dan orang lain terancam.
Monumen juga dapat dibangun di sekitar Mangga Besar untuk mengenang sembilan korban tewas. Masyarakat nantinya bisa datang untuk menaruh bunga dan mengirimkan doa. [bar]
Sumber : inilah.com
Isu pembuatan monumen untuk mengenang sembilan pejalan kaki yang tewas akibat ditabrak mobil makin deras karena banyak warga yang datang ke lokasi kejadian, menaruh karangan bunga.
Tepatkah jika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun monumen tersebut? Sebenarnya boleh-boleh saja. Namun, lebih tepat lagi lokasinya bukan di sekitar tempat kejadian.
Penyebab kecelakaan bukan karena kondisi jalan yang rusak atau tidak adanya fasilitas untuk pejalan kaki. Tetapi karena kelalaian pengemudi mobil warna hitam, Afriani Susanti (29).
Sebelum kejadian, Afriani pesta minuman keras (miras) dan narkoba. Sabtu (21/1/2012) malam, usai menghadiri acara ulang tahun di sebuah hotel di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, pelaku bersama teman-temannya pergi ke kafe yang terletak di Kemang, Jakarta Selatan.
Di kafe tersebut, Afriani minum minuman berakohol sampai Minggu (23/1/2012) dini hari. Miras hanya sebagai pembuka. Afriani dan kawan-kawan (dkk) lanjut ke sebuah klub yang terletak di Mangga Besar, Jakarta.
Di daerah Mangga Besar diketahui banyak klub atau tempat hiburan malam. Afriani dkk menelan pil ekstasi. Mereka 'on' sampai pagi dan pulang dalam keadaan teler.
Bangkai mobil yang dikemudikan Afriani ditaruh di sana. Hal ini untuk mengingatkan kepada pengunjung agar tidak teler atau mabuk saat mengemudi karena nyawa pengemudi, penumpang, dan orang lain terancam.
Monumen juga dapat dibangun di sekitar Mangga Besar untuk mengenang sembilan korban tewas. Masyarakat nantinya bisa datang untuk menaruh bunga dan mengirimkan doa. [bar]
Komentar
Posting Komentar
SITUS POLITIK INDONESIA