[JAYAPURA] Sebanyak 11 wartawan media massa yang bertugas
di Papua, dituduh menjadi agen militer (TNI). Tuduhan tersebut muncul
di sejumlah milis dan jejaring sosial, serta beredar luas di kalangan
aktivis di Papua.Hal tersebut mengakibatkan para wartawan yang namanya disebut-sebut,
menjadi resah dan khawatir terhadap keselamatan mereka dan keluarganya.
Mereka pun kini tak bisa menjalankan tugas peliputan secara leluasa,
karena merasa menjadi target kelompok-kelompok anti-TNI.
Salah satu wartawan yang dituduh menjadi agen militer adalah Robert Vanwi, wartawan Suara Pembaruan yang bertugas di Jayapura. Dia memaparkan, informasi tentang nama-nama wartawan yang dituduh menjadi agen TNI pertama kali diketahui pada Jumat (29/6) lalu, melalui akun Facebook milik Tabloid “Jubi”.
“Berita itu dimuat berdasarkan informasi secara sepihak dari kelompok yang menamakan Papuanus Papua, tanpa konfirmasi dari pihak TNI maupun 11 wartawan yang namanya disebutkan,” jelasnya, Minggu (1/7).
Nama-nama wartawan dimaksud adalah M Imran (Kontributor TV One), Robert Vanwi (Suara Pembaruan), Aman Hasibuan (Bisnis Papua dan Radio Elshinta), Alfius (Pasifik Pos), Rio (Radio RPD Enarotali), Agus Suroto (Metro TV), Evarianus M Supar (Timika Pos), Anis (Kontributor SCTV Mimika), Odi (RRI Sorong, Ketua PWI Sorong), Jefry (Radar Sorong), dan Angelberta Sinaga (Pemred Pasifik Pos).
Selanjutnya, dalam berita itu ada pernyataan yang bernada provokatif, “Tolong sebarkan nama-nama wartawan “PEMBUNUH” di atas ke semua jaringan yang kalian miliki. Bila perlu kalau mereka sedang meliput, silakan diusir saja”.
Pada bagian akhir tertulis, “NB: Beberapa wartawan lain masih sedang ditelusuri, dan dalam waktu dekat akan segera dikabarkan jika ada keterlibatan mereka. Sumber Info Dokumen Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Satuan Tugas Bantuan 6. Data agen/informan wilayah PAM Rahman yang ditandatangani oleh Ahmad Fikri Musmar (Kapten Infanteri, NRP 11970044410576)”.
Robert menuturkan, berita itu kini telah menyebar di milis-milis, salah satunya di situs www.umaginews.com, yang memuat dengan judul provokatif, “Wartawan Indonesia di Papua Menjadi Informen/Agen Militer (TNI-POLRI).” Selain itu, informasi tersebut sudah sampai di tangan aktivis Papua, yang selama ini dikenal kontra-TNI. Dari penelusuran, akun Facebook milik Papuanus Papua yang menyebarkan nama-nama wartawan tersebut menggunakan IP address dari Jakarta.
Robert menegaskan, dia dan kawan-kawan menjalankan tugas sebagai wartawan secara profesional dan sama sekali tidak memihak, apalagi menjadi informan TNI. Namun, akibat informasi sepihak yang menyesatkan tersebut, Robert dan kawan-kawan mengaku kini tak leluasa beraktivitas, bahkan keselamatan mereka dan keluarga pun terancam.
Robert menyayangkan, bagaimana mungkin dokumen militer tersebut bocor. “Yang menjadi pertanyaan, bagaimana nama saya dan rekan-rekan lainnya dicatut menjadi agen militer,” tuturnya.
Untuk itu, TNI diharapkan segera mengklarifikasi hal tersebut, sekaligus bertanggung jawab atas keselamatan para wartawan yang telah dilaporkan secara sepihak, dan sama sekali tak mengandung unsur kebenaran. [A-17]
Komentar
Posting Komentar
SITUS POLITIK INDONESIA