Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Karangnongko, Kecamatan Poncokusumo,
Kabupaten Malang masih 11 Juli 2012 mendatang. Namun, diduga
melakukan tindakan money politik dalam masa tahapan kampanye Pilkades,
aksi massa nyaris membawa korban jiwa, kemarin malam.
Pasalnya, H. Isomudin, Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Malang telah di usir warga Desa Karangnongko pada sekitar pukul 20.00 wib, Minggu malam (01/07/2012), kemarin. Warga Desa Bunder Kecamatan Tumpang ini dituding telah memimpin sebuah pertemuan untuk mensukseskan calon kades yang didukungnya. Diduga kuat jadi cukong pilkades dengan membagi- bagikan uang dan sembako, warga sekitar tidak terima yang berujung pada pengusiran Isomudin.
Isman Efendi, salah seorang tokoh pemuda di desa tersebut, Senin (2/6/2012) mengatakan jika pihaknya memang sudah menunggu kehadiran Isomudin sejak lama. "Kami sudah menunggu kehadiran cukong (Isomudin -red) itu sejak kemarin. Hal itu kami lakukan karena sejak awal sebelum masa kampanye, dia seringkali memimpin rapat sambil membagi-bagikan uang dan sembako pada masyarakat yang diundang. Bahkan dia juga sering sesumbar, agar memilih calon yang mempunyai banyak uang," ujar Isman.
Sementara itu, Rudi, yang juga peserta aksi mengatakan jika apa yang telah dilakukan Isomudin itu sudah meracuni demokrasi yang berlangsung didesanya. "Kami tidak mau proses demokrasi yang berlangsung didesa kami diwarnai dengan politik uang. Kami ingin proses pilkades ini berjalan apa adanya, tidak ada campur tangan cukong seperti Isomudin," ujarnya penuh semangat.
Kerumunan massa yang berjumlah hampir seratus orang itu dan terus berteriak-teriak serta mengancam akan membakar sebuah mobil mewah milik Isomudin itu akhirnya mendapat tanggapan. Suyono, pemilik rumah yang ditempati pertemuan keluar untuk menemui kerumunan massa. "Kami hanya melakukan pertemuan rutin, tidak ada acara bagi-bagi uang atau sembako. Jadi tidak ada alasan pertemuan ini dibubarkan," ujar Suyono lantang.
Perang mulut mulai terjadi, tak kalah sengit, pihak massa pun membalas, "kami sudah tidak percaya lagi pada cukong yang berada didalam rumahmu. Pokoknya kami minta Isomudin secepatnya keluar dan meninggalkan desa ini, atau mobilnya akan kami rusak..!" teriak para pemuda. Melihat massa sudah mulai tak terkendali, akhirnya Isomudin keluar dan langsung ngeloyor pergi tanpa mengucap sepatah kata. "Wahai cukong, jangan kembali ke desa kami, atau kamu akan berhadapan dengan kami lagi," ancam warga.
Sampai berita ini diturunkan, Sekretaris PCNU Kabupaten Malang Isomudin masih belum bisa dimintai keterangan. Pihaknya langsung ngacir meninggalkan rumah terkait aksi pengusiran warga yang diduga melakukan money politik di tempat tersebut.
Sementara itu, Sutikno, Ketua Gerbang (Gerakan Kebangkitan) Poncokusumo mengatakan jika tekanan masyarakat seperti itu memang cukup penting bagi keberlangsungan demokrasi. "Mereka itu (cukong) adalah penjahat demokrasi yang terus meracuni rakyat dengan politik uangnya. Mereka wajib diberantas, dan itu adalah hak rakyat..!" dukung Sutikno.
Hal senada juga disampaikan Zuhdy Achmadi, Bupati LIRA Malang. Pihaknya menyatakan mendukung sepenuhnya aksi warga. "Kami selalu bersama warga dan terus mendukung siapapun yang menentang kejahatan, termasuk kejahatan demokrasi," katanya.
Terpisah, Koordinator Badan Pekerja PRODESA Ahmad Khoesairi menyerukan jika ada calon pemimpin yang suka bagi-bagi uang saat Pilkades berlangsung, maka ambil uangnya saja dan jangan pilih orangnya. "Calon pemimpin yang seperti itu biasanya adalah calon koruptor," seru koordinator Ormas yang fokus pada kesejahteraan desa ini.(beritajatim.com)
Pasalnya, H. Isomudin, Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Malang telah di usir warga Desa Karangnongko pada sekitar pukul 20.00 wib, Minggu malam (01/07/2012), kemarin. Warga Desa Bunder Kecamatan Tumpang ini dituding telah memimpin sebuah pertemuan untuk mensukseskan calon kades yang didukungnya. Diduga kuat jadi cukong pilkades dengan membagi- bagikan uang dan sembako, warga sekitar tidak terima yang berujung pada pengusiran Isomudin.
Isman Efendi, salah seorang tokoh pemuda di desa tersebut, Senin (2/6/2012) mengatakan jika pihaknya memang sudah menunggu kehadiran Isomudin sejak lama. "Kami sudah menunggu kehadiran cukong (Isomudin -red) itu sejak kemarin. Hal itu kami lakukan karena sejak awal sebelum masa kampanye, dia seringkali memimpin rapat sambil membagi-bagikan uang dan sembako pada masyarakat yang diundang. Bahkan dia juga sering sesumbar, agar memilih calon yang mempunyai banyak uang," ujar Isman.
Sementara itu, Rudi, yang juga peserta aksi mengatakan jika apa yang telah dilakukan Isomudin itu sudah meracuni demokrasi yang berlangsung didesanya. "Kami tidak mau proses demokrasi yang berlangsung didesa kami diwarnai dengan politik uang. Kami ingin proses pilkades ini berjalan apa adanya, tidak ada campur tangan cukong seperti Isomudin," ujarnya penuh semangat.
Kerumunan massa yang berjumlah hampir seratus orang itu dan terus berteriak-teriak serta mengancam akan membakar sebuah mobil mewah milik Isomudin itu akhirnya mendapat tanggapan. Suyono, pemilik rumah yang ditempati pertemuan keluar untuk menemui kerumunan massa. "Kami hanya melakukan pertemuan rutin, tidak ada acara bagi-bagi uang atau sembako. Jadi tidak ada alasan pertemuan ini dibubarkan," ujar Suyono lantang.
Perang mulut mulai terjadi, tak kalah sengit, pihak massa pun membalas, "kami sudah tidak percaya lagi pada cukong yang berada didalam rumahmu. Pokoknya kami minta Isomudin secepatnya keluar dan meninggalkan desa ini, atau mobilnya akan kami rusak..!" teriak para pemuda. Melihat massa sudah mulai tak terkendali, akhirnya Isomudin keluar dan langsung ngeloyor pergi tanpa mengucap sepatah kata. "Wahai cukong, jangan kembali ke desa kami, atau kamu akan berhadapan dengan kami lagi," ancam warga.
Sampai berita ini diturunkan, Sekretaris PCNU Kabupaten Malang Isomudin masih belum bisa dimintai keterangan. Pihaknya langsung ngacir meninggalkan rumah terkait aksi pengusiran warga yang diduga melakukan money politik di tempat tersebut.
Sementara itu, Sutikno, Ketua Gerbang (Gerakan Kebangkitan) Poncokusumo mengatakan jika tekanan masyarakat seperti itu memang cukup penting bagi keberlangsungan demokrasi. "Mereka itu (cukong) adalah penjahat demokrasi yang terus meracuni rakyat dengan politik uangnya. Mereka wajib diberantas, dan itu adalah hak rakyat..!" dukung Sutikno.
Hal senada juga disampaikan Zuhdy Achmadi, Bupati LIRA Malang. Pihaknya menyatakan mendukung sepenuhnya aksi warga. "Kami selalu bersama warga dan terus mendukung siapapun yang menentang kejahatan, termasuk kejahatan demokrasi," katanya.
Terpisah, Koordinator Badan Pekerja PRODESA Ahmad Khoesairi menyerukan jika ada calon pemimpin yang suka bagi-bagi uang saat Pilkades berlangsung, maka ambil uangnya saja dan jangan pilih orangnya. "Calon pemimpin yang seperti itu biasanya adalah calon koruptor," seru koordinator Ormas yang fokus pada kesejahteraan desa ini.(beritajatim.com)
Komentar
Posting Komentar
SITUS POLITIK INDONESIA