Dililit Kisruh Internal
Demikian benang merah pendapat pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens dan Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti kepada pers di Jakarta, Jumat (28/6).
Menurut Boni, nama NasDem sudah terlanjur muncul cemerlang di belantara politik nasional, sebagai partai baru yang memiliki masa depan yang cerah. Hasil survei sejumlah lembaga penelitian dan analisa sejumlah pengamat politik mempertegas dugaan bahwa NasDem bakal menjadi primadona baru di Pemilu 2014.
Hal itu, kata dia, karena kepengurusan NasDem yang penuh dengan wajah muda dan pola kerja politik mereka yang bercorak populis, memberi harapan baru di tengah merosotnya kepercayaan dan ekspektasi publik terhadap partai politik lain.
“Semua wacana ini mengangkat nama NasDem di mata publik. Namun, di balik grafik popularitas yang terus meningkat, NasDem dilanda kisruh internal. Saya dengar, kelompok orang tua yang dulu tidak bersedia NasDem berubah dari ormas menjadi parpol, kini mendesak Surya Palloh untuk mengganti semua kepengurusan partai sekarang,” kata Boni.
Alasan mereka, kata Boni, fungsionaris NasDem sekarang bukan figur yang dikenal publik. Mereka hanyalah aktivis lapangan yang tidak dikenal oleh masyarakat luas.
“Pendapat seperti ini wajar, tetapi tidak berarti bisa dibenarkan begitu saja. Sebagai partai alternatif, partai yang ingin membangun tradisi politik baru di Indonesia sesuai dengan semangat kaum muda yang dinamis, moderat, proaktif, dan inovatif, NasDem mesti konsisten dengan kepemimpinan muda. Kalau pengurus diganti dengan wajah tua, malah menjadi kontraproduktif dan tidak sesuai dengan semangat awal NasDem,” katanya.
Jika merombak struktur yang sudah ada, orang akan melihat ternyata partai ini tak ada bedanya dengan partai lain, yang hanya ingin mendaur ulang pola politik lama yang berciri basa-basi.
“Yang dibutuhkan dalam membangun partai sebetulnya bukan figur dengan popularitas tinggi, tetapi kader yang bekerja keras di lapangan, yang bisa menangkap aspirasi masyarakat dan merespons melalui kerja nyata, dengan berlandaskan pada ideologi partai,” katanya.
Sementera itu, Ray Rangkuti mengatakan, sangat aneh jika ada kelompok tua di NasDem yang ingin merombak struktur partai yang saat ini sudah sangat bagus. Tetapi, di satu sisi, Ray mengakui, desakan itu muncul karena popularitas NasDem terus meningkat, dimana saat ini sudah mencapai 4,8 persen.
“NasDem ini ibarat madu, yang dikerubuti banyak orang. Tetapi kelompok tua harus sadar bahwa itu semua hasil kerja keras anak muda yang all out. Jika mereka diganti dengan mesin tua, kemampuan penetrasi tidak akan seperti sekaran gini. Jadi aneh kalau ada desakan seperi itu,” katanya.
Ray juga membantah anggapan kaum tua bahwa pengurus partai sekarang tidak dikenal luar. “Apa dasar penilaian mereka itu. Kalau kepengurusan saat ini tidak dikenal publik, bagaimana mungkin popularitas NasDem meningkat hingga 4,8 persen?” tanya dia. [L-8]
[JAKARTA]
Partai NasDem yang telah membangun tradisi politik baru di Indonesia, yang
dinamis, moderat, proaktif, dan inovatif harus konsisten dengan kepemimpina
muda.
Desakan kaum tua yang ingin merombak semua kepengurusan partai saat ini, sangat tidak relevan dan sangat kontraproduktif dengan popularitas partai yang saat ini mencapai 4,8 persen.
Desakan kaum tua yang ingin merombak semua kepengurusan partai saat ini, sangat tidak relevan dan sangat kontraproduktif dengan popularitas partai yang saat ini mencapai 4,8 persen.
Demikian benang merah pendapat pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens dan Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti kepada pers di Jakarta, Jumat (28/6).
Menurut Boni, nama NasDem sudah terlanjur muncul cemerlang di belantara politik nasional, sebagai partai baru yang memiliki masa depan yang cerah. Hasil survei sejumlah lembaga penelitian dan analisa sejumlah pengamat politik mempertegas dugaan bahwa NasDem bakal menjadi primadona baru di Pemilu 2014.
Hal itu, kata dia, karena kepengurusan NasDem yang penuh dengan wajah muda dan pola kerja politik mereka yang bercorak populis, memberi harapan baru di tengah merosotnya kepercayaan dan ekspektasi publik terhadap partai politik lain.
“Semua wacana ini mengangkat nama NasDem di mata publik. Namun, di balik grafik popularitas yang terus meningkat, NasDem dilanda kisruh internal. Saya dengar, kelompok orang tua yang dulu tidak bersedia NasDem berubah dari ormas menjadi parpol, kini mendesak Surya Palloh untuk mengganti semua kepengurusan partai sekarang,” kata Boni.
Alasan mereka, kata Boni, fungsionaris NasDem sekarang bukan figur yang dikenal publik. Mereka hanyalah aktivis lapangan yang tidak dikenal oleh masyarakat luas.
“Pendapat seperti ini wajar, tetapi tidak berarti bisa dibenarkan begitu saja. Sebagai partai alternatif, partai yang ingin membangun tradisi politik baru di Indonesia sesuai dengan semangat kaum muda yang dinamis, moderat, proaktif, dan inovatif, NasDem mesti konsisten dengan kepemimpinan muda. Kalau pengurus diganti dengan wajah tua, malah menjadi kontraproduktif dan tidak sesuai dengan semangat awal NasDem,” katanya.
Jika merombak struktur yang sudah ada, orang akan melihat ternyata partai ini tak ada bedanya dengan partai lain, yang hanya ingin mendaur ulang pola politik lama yang berciri basa-basi.
“Yang dibutuhkan dalam membangun partai sebetulnya bukan figur dengan popularitas tinggi, tetapi kader yang bekerja keras di lapangan, yang bisa menangkap aspirasi masyarakat dan merespons melalui kerja nyata, dengan berlandaskan pada ideologi partai,” katanya.
Sementera itu, Ray Rangkuti mengatakan, sangat aneh jika ada kelompok tua di NasDem yang ingin merombak struktur partai yang saat ini sudah sangat bagus. Tetapi, di satu sisi, Ray mengakui, desakan itu muncul karena popularitas NasDem terus meningkat, dimana saat ini sudah mencapai 4,8 persen.
“NasDem ini ibarat madu, yang dikerubuti banyak orang. Tetapi kelompok tua harus sadar bahwa itu semua hasil kerja keras anak muda yang all out. Jika mereka diganti dengan mesin tua, kemampuan penetrasi tidak akan seperti sekaran gini. Jadi aneh kalau ada desakan seperi itu,” katanya.
Ray juga membantah anggapan kaum tua bahwa pengurus partai sekarang tidak dikenal luar. “Apa dasar penilaian mereka itu. Kalau kepengurusan saat ini tidak dikenal publik, bagaimana mungkin popularitas NasDem meningkat hingga 4,8 persen?” tanya dia. [L-8]
Komentar
Posting Komentar
SITUS POLITIK INDONESIA