Ribuan warga Majene berunjuk rasa (farid mapia/detikcom) |
Dalam aksinya, warga menyatakan siap berperang untuk mempertahankan pulau di Selat Makassar tersebut. "Apapun risikonya, pulau itu milik Majene. Mati dalam perang pun kita siap. Ini menyangkut harga diri dan warisan leluhur kami di Majene," kata tokoh pemuda Majene, Syamsul Rizal, Rabu (13/6/2012).
Sebagian massa membawa senjata tajam seperti parang, badik dan tombak.
Rizal menyatakan sejak Sulbar masih bergabung dengan Provinsi Sulawesi Selatan, pulau itu sudah masuk dalam wilayah Sulsel. Sehingga saat pemekaran terjadi 2004 lalu, otomatis pulau seluas 6 hektar itu masuk ke Sulbar.
"Sudah tepat kalau Mendagri menetapkan pulau itu milik Sulbar," tegas Rizal.
Ribuan pengunjuk rasa terdiri atas PNS, mahasiswa, LSM serta elemen lainnya memulai aksinya dari depan kantor bupati Majene, kemudian long march dan berhenti sejenak berorasi di sejumlah titik seperti jalur trans Sulawesi. Aksi berlanjut ke depan pasar sentral hingga berakhir di kantor DPRD Majene.
Di kantor DPRD Majene, mereka menyampaikan tuntutan agar DPRD berupaya maksimal mempertahankan pulau itu dari klaim pihak lain. "Warga Majene menolak keras keputusan MA yang membatalkan SK Kemendagri," kata ketua tim advokasi, Rusbi Hamid.
Sengketa pulau Lerek-Lerekang atau biasa juga disebut pulau Lari-Lariang muncul sejak akhir tahun lalu. Ketika itu Kemendagri memutuskan Pulau itu milik Majene, Sulawesi Barat. Keputusan itu kemudian digugat Kalsel ke Mahkamah Agung. Di situs MA sejak April 2012, tertera bahwa gugatan Kalsel dikabulkan.
Perseteruan ini juga terkait dengan hasil penelitian bahwa pulau itu mengandung sumber daya migas berupa gas alam. Bahkan dikabarkan sebuah perusahaan berbasis Timur Tengah sudah siap melakukan eksplorasi.
Sumber:http://news.detik.com
Komentar
Posting Komentar
SITUS POLITIK INDONESIA