Ibu rumah tangga di Jakarta menempati urutan kedua rentan tertular Human
Immunodeficiency Virus (HIV)/AIDS. Sejak Januari-Juli 2011 sebanyak 147 orang ibu
rumah tangga tertular virus mematikan itu.
Jumlah penderita HIV/AIDS DKI dari Januari hingga Juni 2011 sebanyak 1.184 orang. Selama semester I/2011 tercacat 109 orang penderita HIV/AIDS meninggal dunia.
Bila dihitung secara kumulatif dari tahun 1987 jumlah penderita HIV/AIDS di Jakarta mencapai 9.784 kasus. Berdasarkan jenis pekerjaan, penderita HIV/AIDS terbanyak merupakan karyawan, yakni sebanyak 283 orang.
Urutan kedua ibu rumah tangga dan ketiga ditempati wiraswasta sebanyak 139 orang.
Sedangkan narapidana menduduki posisi keempat dengan jumlah penderita 48 orang, disusul buruh kasar sebanyak 32 orang. Tenaga profesional non medis sebanyak 29 orang, dan siswa atau mahasiswa sebanyak 27 orang.
Menurut data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi DKI Jakarta, jumlah penderita HIV/AIDS menurut pekerjaan, mulai dari Januari hingga Juni 2011 sebanyak 766 orang.
Sebanyak 447 orang diantaranya merupakan penderita HIV dan 319 penderita AIDS.
Sekretaris Jenderal KPA Provinsi DKI Jakarta, Rohana Manggala, mengatakan, pemicu penularan HIV sebagian besar berasal dari pria yang membeli seks, atau yang disebut sebagai High Risk Man (HRM).
Sebanyak 20 persen dari HRM adalah pria dewasa yang kemudian memiliki pasangan. Kelompok HRM ini dipetakan lagi menjadi sekitar 11.000 pengguna jarum suntik, dan 61.000 kelompok gay dan waria. Juga rentannya berhubungan seks antara sesama laki-laki.
“Ini sangat rentan, karena mereka kemudian menikah atau punya pasangan, dan bahkan punya anak. Kami minta masyarakat tetap menerapkan rumus ABC,” ujar Rohana Manggala di Jakarta, baru-baru ini.
Rumus ABC itu adalah Abstinence yang artinya menghindari perilaku beresiko. Selanjutnya Be Faithful atau setia, dan terakhir menggunakan Condom saat berhubungan seks.
Rohana menyebutkan, berdasarkan data terakhir Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan RI hingga Juni 2011, secara kumulatif jumlah kasus AIDS berdasarkan provinsi, DKI Jakarta menempati posisi pertama.
Urutan kedua adalah Papua, dan ketiga Jawa Barat.
Sepanjang tahun 2010 di Jakarta sebanyak 1.433 HIV dan 1.310 AIDS, dengan angka kematian 280 orang.
Sedangkan angka kumulatif di DKI Jakarta sejak HIV/AIDS ditemukan tahun 1987 hingga Juni 2011 telah ada sebanyak 4.957 penderita HIV dan 4.827 AIDS.
Ketua Kelompok Kerja HIV RSUD Tarakan, Ekarini Aryasatiani, menambahkan, kasus HIV/AIDS masih menyerupai fenomena gunung es. Jumlah yang tercacat baru penderita yang diketahui karena adanya rekam medis yang dilakukan. [H-14/SP]
Jumlah penderita HIV/AIDS DKI dari Januari hingga Juni 2011 sebanyak 1.184 orang. Selama semester I/2011 tercacat 109 orang penderita HIV/AIDS meninggal dunia.
Bila dihitung secara kumulatif dari tahun 1987 jumlah penderita HIV/AIDS di Jakarta mencapai 9.784 kasus. Berdasarkan jenis pekerjaan, penderita HIV/AIDS terbanyak merupakan karyawan, yakni sebanyak 283 orang.
Urutan kedua ibu rumah tangga dan ketiga ditempati wiraswasta sebanyak 139 orang.
Sedangkan narapidana menduduki posisi keempat dengan jumlah penderita 48 orang, disusul buruh kasar sebanyak 32 orang. Tenaga profesional non medis sebanyak 29 orang, dan siswa atau mahasiswa sebanyak 27 orang.
Menurut data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi DKI Jakarta, jumlah penderita HIV/AIDS menurut pekerjaan, mulai dari Januari hingga Juni 2011 sebanyak 766 orang.
Sebanyak 447 orang diantaranya merupakan penderita HIV dan 319 penderita AIDS.
Sekretaris Jenderal KPA Provinsi DKI Jakarta, Rohana Manggala, mengatakan, pemicu penularan HIV sebagian besar berasal dari pria yang membeli seks, atau yang disebut sebagai High Risk Man (HRM).
Sebanyak 20 persen dari HRM adalah pria dewasa yang kemudian memiliki pasangan. Kelompok HRM ini dipetakan lagi menjadi sekitar 11.000 pengguna jarum suntik, dan 61.000 kelompok gay dan waria. Juga rentannya berhubungan seks antara sesama laki-laki.
“Ini sangat rentan, karena mereka kemudian menikah atau punya pasangan, dan bahkan punya anak. Kami minta masyarakat tetap menerapkan rumus ABC,” ujar Rohana Manggala di Jakarta, baru-baru ini.
Rumus ABC itu adalah Abstinence yang artinya menghindari perilaku beresiko. Selanjutnya Be Faithful atau setia, dan terakhir menggunakan Condom saat berhubungan seks.
Rohana menyebutkan, berdasarkan data terakhir Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan RI hingga Juni 2011, secara kumulatif jumlah kasus AIDS berdasarkan provinsi, DKI Jakarta menempati posisi pertama.
Urutan kedua adalah Papua, dan ketiga Jawa Barat.
Sepanjang tahun 2010 di Jakarta sebanyak 1.433 HIV dan 1.310 AIDS, dengan angka kematian 280 orang.
Sedangkan angka kumulatif di DKI Jakarta sejak HIV/AIDS ditemukan tahun 1987 hingga Juni 2011 telah ada sebanyak 4.957 penderita HIV dan 4.827 AIDS.
Ketua Kelompok Kerja HIV RSUD Tarakan, Ekarini Aryasatiani, menambahkan, kasus HIV/AIDS masih menyerupai fenomena gunung es. Jumlah yang tercacat baru penderita yang diketahui karena adanya rekam medis yang dilakukan. [H-14/SP]
Komentar
Posting Komentar
SITUS POLITIK INDONESIA