SITUSPOLITIK, SUMENEP; Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumenep mulai keropos, sedikit demi sedikit mulai tinggal pendukungnya, terbukti setelah ditinggal tiga tokoh sentral pindah ke Partai Demokrat. PKB Sumenep kembali kehilangan kader terbaiknya. Tokoh Perempuan Partai Kebangkitan Bangsa (PPKB) Sumenep Nyai Najmah Hidayati menyatakan mundur dan bergabung bersama Partai Demokrat.
“Dengan membaca bismillahirrohmannirrohim, saya nyatakan mulai hari ini, jam ini dan detik ini saya mundur dari PKB. Untuk itu saya serahkan KTP sebagai bukti keseriusan saya bergabung ke Partai Demokrat Sumenep,” ucap perempuan yang biasa dipanggil Nyai Njamah, penuh lirih dan sedikit haru di rumahnya di Pragaan Sumenep, Senin malam (17/9).
Sebelumnya tiga tokoh sentral PKB Sumenep menyatakan bergabung ke Partai Demokrat Sumenep. Diantaranya, KH. Syaiful Bahri (Mantan Anggota DPRD Sumenep/Tokoh PKB Pragaan), KH. Chofif Fauzi (Mantan Wakil Ketua Bappilu PKB Sumenep) dan KH. Mohammad Saleh Abdullah (Mantan Anggota DPRD Sumenep/Mantan Dewan Syuro PKB).
Dihadapan Suaminya KH. Syaiful Bahri yang sudah pindah lebih awal ke Partai Demokrat. Nyai Najmah Hidayati mengatakan merasa didlolimi dan tak pernah diberikan apresiasi oleh PKB Sumenep. Secara ikhlas dan tanpa tekanan dirinya menyerahkan KTP-nya kepada R. Djoni Tunaidi, S. Sos, Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat (DPC PD) Sumenep untuk dibuatkan Kartu Tanda Anggota (KTA).
Hadir menyaksikan penyerahan tersebut, Zahrir Ridlo, S. Ag (Sekretaris DPC PD), KH. Chofif Fauzi (Majelis Partai), Moh. Hasanuddin, SH., MH (Wakil Sekretaris) dan Cipto (Wakil Bendahara) serta Syafrudin Budiman, SIP, Pimpinan Redaksi Media Online www.liputanwinda.com.
Nyai Njamah Hidayati yang juga Ketua Muslimat Nadlatul Ulama (NU) ini mengatakan, perjuangan partai politik hari ini sudah tidak sehat. Dimana saling menjatuhkan dan menjelek-jelekkan satu sama lain. Hal ini menyebabkan politik hanya menjadi gerakan kepentingan, bukan sebagai gerakan pencerahan, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
“Alhamdulillah saya sudah istiharah kepada Allah SWT dan mohon pamit kepada Alm Gus Dur untuk mundur dari PKB. Semoga kepindahan saya ke Partai Demokrat bisa memberikan manfaat. Bahkan saya siap tidak masuk di jajaran kepengurusan Partai Demokrat,” terang perempuan yang konsen dibidang pemberdayaan dan pelayanan kesehatan masyarakat di Pragaan ini.
Ia menambahkan bahwa saat ini suasana Partai Demokrat sama dengan dirinya yang didlolimi dan dijelek-jelekkan demi kepentingan politik kekuasaan semata. Nyai Najmah merasa terpanggil untuk membela dan membesarkan Partai Demokrat yang didlolimi oleh sekelompok orang.
“Rasa simpati saya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sampai saat ini tak pernah luntur. Walau SBY diterpa banyak fitnah dan cacian, beliau tetap tabah dan sabar. Ini membuat saya merasa empati dan tertarik bergabung ke Partai Demokrat,” jelas Nyai Najmah penuh ketulusan.
Sementara itu KH. Syaiful Bahri suami Nyai Najmah Hidayati yang lebih awal bergabung ke Partai Demokrat menyambut baik bergabungnya istrinya ke Partai Demokrat. Sebelumnya ia dan istrinya memang memiliki pilihan yang berbeda untuk menghargai satu sama lain.
“Akan tetapi karena sesuatu hal yang menjodohkan, menyebabkan Nyai Njamah juga mau bergabung dan berjuang bersama-sama untuk Partai Demokrat,” ujar mantan Anggota DPRD Sumenep dari PKB ini.
Menurut KH. Syaiful Bahri, masuknya Nyai Najmah akan membantu Partai Demokrat di Dapil III (Pragaan, Ganding dan Guluk-Guluk) untuk lebih mudah meraih suara anak muda dan perempuan. Mengingat jaringan Nyai Najwa terletak pada basis garapan pemberdayaan masyarakat, khususnya generasi muda dan kalangan perempuan.
“Semoga masuknya keluarga besar kami ke Partai Demokrat bisa memberikan yang terbaik. Terutama dalam membantu melakukan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat menengah ke bawah,” pungkasnya. (lw)
Komentar
Posting Komentar
SITUS POLITIK INDONESIA