KOMPAS.com/TAUFIQURRAHMAN
Pasangan Kholilurrahman-Masduqi akan bersaing dengan tiga nama yang sama yakni Achmad Syafii-Halil, Anwari Kholil-Halil, dalam Pilkada Pamekasan 9 Januari 2013 mendatang.
|
PAMEKASAN, KOMPAS.com - Ada yang unik dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur yang akan mencapai puncak pada 9 Januari 2013 mendatang. Pemilihan bupati kabupaten tersebut diikuti empat calon dengan nama yang sama.
Keempat nama yang sama itu masing-masing Kholilurrahman yang berpasangan dengan Masduqi, Anwari Kholil berpasangan dengan Halil dan pasangan terakhir Achmad Syafii dengan Halil yang lebih dikenal dengan Kholil Asyari.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Pamekasan Muhammad Rami mengatakan, keempat nama itu sudah sesuai dengan nama yang disetor ke KPU Pamekasan berdasarkan bukti-bukti seperti ijazah, KTP serta identitas lainnya.
"Nama mereka nyaris mirip semua, Kholilurrahman dipanggil Kholil, Anwari Kholil juga demikian dan yang sangat mirip Halil," katanya, Senin (29/10/2012) kepada Kompas.com.
Ramli menambahkan, nama Halil, cawabup dari Achmad Syafii, memang lebih dikenal masyarakat dengan nama Kholil Asyari. Namun, nama yang tercantum dalam ijazah yang diserahkan ke KPU adalah Halil.
"Persoalan ada nama populer dengan nama di ijazah itu berbeda, itu bukan kewenangan saya. Ada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil serta masing-masing lembaga pendidikan yang mengeluarkan ijazah," imbuh Ramli.
Ramli menjelaskan lebih lanjut, KPU Pamekasan akan melakukan rapat koordinasi dengan KPU Provinsi Jawa Timur terkait berkas pencalonan yang sudah diajukan sesuai dengan batas akhir pengajuan pada 26 Oktober lalu.
"Karena dalam undang-undang diatur demikian, maka kita perlu arahan dari KPU Provinsi Jawa Timur sebelum penetapan pasangan calon pada 9 November 2012 mendatang," tandasnya.
Sebelumnya muncul desakan pengusutan dugaan penggunaan identitas palsu Kholil Asyari selaku cawabup, karena selama sembilan tahun menjadi anggota DPRD Pamekasan hingga menjabat sebagai ketua DPRD Pamekasan, dia menggunakan nama Kholil Asyari, bukan Halil seperti dalam ijazah dan kartu penduduknya. Bahkan, Koalisi Rakyat Pembela Kebenara, melaporkan Kholil Asyari dengan dugaan penggunaan identitas palsu.
Komentar
Posting Komentar
SITUS POLITIK INDONESIA