Langsung ke konten utama

Akil Juga Dijerat Terkait Pilkada Jatim

Akil Mochtar. [tempo.co]
[JAKARTA] Tidak hanya dijerat menerima gratifikasi terkait pengurusan perkara sengketa Pilkada di Provinsi Banten, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Morotai di Maluku Utara, Kabupaten Buton di Sulawesi Tenggara, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Akil Mochtar juga diduga menerima gratifikasi terkait pengurusan perkara sengketa pilkada di Jawa Timur
(Jatim).   

"Khusus Pilkada Jatim, dugaan penerimaan janji. Ini yang nanti akan didakwakan dalam proses penuntutan," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi SP, Rabu (29/1).   

Hanya saja, ketika ditanya gratifikasi yang diterima oleh Akil, Johan tidak dapat memastikan. Sebaliknya, Johan hanya menjelaskan bahwa total nilai aset yang disita dari Akil lebih dari Rp 100 miliar.   

Sebelumnya, memang beredar informasi bahwa Akil juga bermain dalam putusan perkara sengketa pemilihan Gubernur Jawa Timur.   

Bahkan, sempat beredar percakapan pesan singkat antara Akil dan Ketua Partai Golkar Jawa Timur Zainudin Amali. 

Dalam percakapan tersebut Akil sempat meminta uang sebesar Rp 10 miliar dan menyebut nama Sekjen Partai Golkar Idrus Marham.   

Dalam pesan Akil ke Zainudin, Politisi Partai Golkar tersebut geram dengan sikap Idrus Marham dan mengancam akan membatalkan kemenangan Soekarwo sebagai Gubernur Jawa Timur terpilih.   

Kemudian, Akil meminta uang sebesar Rp 10 miliar utuk membuat keputusan yang menguntungkan Soekarwo.  

Tetapi, melalui pengacaranya, Tamsil Sjoekoer, Akil sempat membantah. Menurutnya, isi pesan singkat yang berisi permintaan uang tersebut hanyalah bercanda.   

Tamsil berdalih bahwa pesan singkat yang dikirimkan kliennya ke Zainudin ada setelah hakim konstitusi bersmusyawarah dan mengambil keputusan terkait sengketa pilkada Jatim.   Sehingga, tegas Tamsil, tidak benar ada permintaan uang dari kliennya untuk menguntungkan pihak manapun.   

Berikut petikan isi pesan singkat Akil ke Zainudin:   "Gak jelas itu semua, saya batalin aja lah Jatim itu, pusing aja, siapkan 10 m (Rp 10 miliar) saja kl (kalau) mau selamat. Masak hanya ditawari uang kecil, gak mau saya,". [N-8]

Komentar

Posting Komentar

SITUS POLITIK INDONESIA

Postingan populer dari blog ini

Siapakah Sesungguhnya Inisial EGM alias Elya G Muskitta...?

Sosok EGM atau Elya G Muskitta akhir-akhir ini disinyalir terkait dengan ramainya polemik seputar beredarnya berita video skandal seks yang melibtkan oknum DPR RI. Apa hubungan Elya G Muskitta dengan hebohnya berita soal video skandal seks oknum DPR ini..?Apakah Elya Punya Motif Politik…? 

Ingin Lebih Dekat Dengan Warga Binaan, Babinsa Koramil 0827/21 Ra'as Gelar Komsos

F- Untuk membangun konsep diri serta memupuk hubungan dengan orang lain diperlukan komunikasi sosial dengan anggota masyarakat. Demikian juga halnya untuk mempererat tali silaturahim dan kerja sama yang baik dalam rangka mendukung tugas pokok Babinsa serta terwujudnya Kemanunggalan TNI dengan rakyat. Babinsa Koramil 0827/21 Ra'as Kopka Edy Purnomo secara rutin dan berkesinambungan melaksanakan Komunikasi Sosial (Komsos) dengan warga masyarakat wilayah binaan, di Dusun Tengah Desa Guwa Guwa Kecamatan Ra'as Kabupaten Sumenep. Jum'at (24-5-2019). Pelaksanaan komunikasi sosial ini merupakan tugas rutin yang dilaksanakan oleh Babinsa untuk mengetahui perkembangan situasi wilayah binaan sekaligus untuk mempererat hubungan antara Babinsa dengan warga binaan. Komunikasi sosial merupakan salah satu metode Binter TNI AD yang dapat dilaksanakan secara teratur untuk mencapai tujuan komunikasi sosial sesuai dengan yang diharapkan. Melalui komunikasi ini, Babinsa harus dapat memp

Di Madura, Kiyai Poros Tengah Minta NU Netral

SITUSPOLITIK, SUMENEP- Fungsionaris Forum Kiyai Poros Tengah (FKPT) Sumenep meminta ormas Nahdlatul Ulama ( NU) tetap menjaga netralitas dan sebaiknya lebih bagus mengurus tugas utamanya seperti mengurus pesantren, umat dan dakwah.